Seketikadibuat bingung melihatnya, sebagian bau lemari dan sisanya bau kamper. Inilah dampak buruknya, jika sering menumpuk pakaian. Tumpukan pakaian lama-lama akan bau, kotor dan pastinya menyimpan bakteri yang bisa sebabkan penyakit ke dalam tubuh Anda. Apalagi jika ditinggali tungau, kecoa, atau dipipisin tikus, bukannya semakin jijik untuk
– Siapa di antara Kawan Puan yang setiap kali melihat selebgram favorit atau artis idola pakai baju yang keren langsung tergiur untuk membeli baju yang serupa? Begitu juga dengan kamu yang tak pernah mau ketinggalan dengan tren fashion terbaru, pasti langsung cepat memilih baju mana saja yang masuk dalam daftar pakaian tersebut benar dibutuhkan atau tidak, itu urusan belakangan, yang penting punya baju baru jadi hal penting bagi banyak perempuan. Jika Kawan Puan masih melakukan kebiasaan itu, bisa jadi kamu berkontribusi merusak lingkungan. Ya, tanpa disadari, kebiasaan masyarakat yang konsumtif dalam hal pakaian turut berkontribusi pada menumpuknya limbah pakaian yang berdampak buruk bagi lingkungan loh. “Memang kita juga termasuk salah satu pemakai atau berkontribusi pada fast fashion. Pakaian-pakaian diproduksi secara masif dan banyak dijual secara murah. Sementara season tergus berganti,” jelas Aretha Aprilia, pakar manajemen limbah dan energi, saat diwawancarai PARAPUAN. Untuk diketahui, fast fashion adalah istilah di industri tekstil yang memproduksi berbagai model pakaian yang terus berganti secara cepat, serta menggunakan bahan baku yang berkualitas buruk, sehingga tidak tahan lama. Baca Juga Dukung Slow Fesyen, Ini Rekomendasi Tempat Rental Baju Pesta Untukmu Bahkan, pada tahap produksi itu sendiri industri pakaian kebanyakan memberikan dampak yang buruk bagi lingkungan. “Dari awal memproduksi pakaian, industri tekstil adalah salah satu industri yang polluting untuk lingkungan. Banyak menyebabkan polusi air dan udara,” tambahnya lagi. Hal ini sejalan dengan temuan Changing Markets Foundation yang dirilis pada Juni 2021 lalu bahwa industri pakaian bertanggung jawab atas lebih dari 20 persen polusi air di dunia. Ironisnya lagi, laporan International Union for Conservation of Nature tahun 2017 menunjukkan bahwa tekstil akan menjadi sumber polusi mikroplastik laut terbesar di dunia. Bagaimana dengan di Indonesia? Menurut pengamatan Aretha, Indonesia sendiri termasuk salah satu produsen dan konsumen pakaian terbesar. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik BPS tahun 2019 menunjukkan bahwa produksi industri pakaian mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 15,29 persen. “Ini seperti pisau bermata dua. Di satu sisi memang bagus karena mereka bisa menyerap tenaga kerja, cuman di sisi lain juga mereka memproduksi pakaian secara massal dalam jumlah yang sangat masif,” ujar Aretha. Tak hanya itu saja. Di beberapa daerah ia juga kerap menemui perusahaan tekstil yang menggunakan pewarna dengan pengelolaan limbah yang buruk. “Ada industri tekstil yang pakai pewarna dan kemudian dibuang ke sungai begitu saja,” tambahnya lagi. Nasib Pengolahan Limbah Pakaian Tak hanya merusak lingkungan di level produksi, industri pakaian juga pada akhirnya membebani kita semua karena berujung jadi limbah yang sulit didaur ulang. Bukannya tanpa sebab, pasalnya Tempat Pembuangan Akhir TPA Bantar Gebang hanya bisa mengolah 50 ton sampah per hari. Angka ini tak sebanding lurus dengan jumlah sampah yang masuk ke area TPA Bantar Gebang Jakarta sebanyak hingga ton per harinya. Persentase pengolahannya sangat kecil. Menurut data Jakarta dalam Angka tahun 2017, persentase komposisi sampah DKI Jakarta untuk kategori kain adalah 1,11 persen. “Sampah kain 1,11 persen, tapi kalau dari ton per hari total keseluruhan sampah di Jakarta, berarti kita membuang 83,25 ton sampah kain per hari,” jelasnya lagi. Menurut Aretha, sebenarnya peraturan terkait persampahan di Indonesia sudah cukup lengkap, hanya saja penegakkan peraturannya masih kurang. “Kita butuh penegakkan peraturannya yang lebih tegas dari pemerintah terhadap polluters,” ujarnya soal implementasi dari program-program pemerintah terkait pengelolaan sampah. Menurut Aretha, orang awam tak banyak yang tahu seperti apa implementasi dari pengolahan sampah tersebut. “Diolah seperti apa? Apakah pengolahannya sudah sesuai dengan materialnya atau tidak?” ujarnya yang menyayangkan tak adanya transparansi dan ketegasan perihal pengolahan limbah tersebut. Baca Juga Bijak Pilih Pakaian, Ini 4 Serat Sintetis yang Tidak Ramah Lingkungan Ironisnya lagi, sekalipun kita telah memilah sampah berdasarkan kategorinya, pada saat sampai di TPA sudah dalam kondisi tercampur. “Ini membuat masyarakat menjadi malas untuk memilah sampah. Jadi belum ada streamline antara peraturan hingga implementasinya di lapangan,” tambahnya. Padahal, pemilahan sampah menjadi salah satu kunci penting dalam pengolahan limbah. “Karena belum terpilah, jadi seringkali tidak bersih. Biasanya kalau sudah tercampur dan kotor, akhirnya tidak diambil oleh pelapak atau pemulung. Itu pun menjadi worthless,” jelasnya lagi. Sampah yang telah tercampur akan semakin sulit untuk diolah, hingga pada akhirnya akan berujung di laut. “Makanya marine litter juga ternyata bukan hanya plastic waste, tapi juga textile waste,” papar Aretha lagi. Salah satu buktinya adalah pernah ditemukan sebuah kasus lumba-lumba yang tercekik pakaian dalam perempuan di Meksiko. Sementara itu, ditemukan juga banyak sampah pakaian di dasar laut. Mengurangi dari Sumbernya Hanya menunggu langkah dari pemerintah untuk mengatasi masalah limbah pakaian tentu bukan hal yang bijak dilakukan. Secara cepat, seharusnya masyarakat bisa secara paralel meminimalisir masalah sampah tekstil yang tak kalah berbahayanya dengan limbah plastik maupun makanan. Seperti yang disampaikan oleh Aretha, “Intinya memang kita harus sebisa mungkin mengurangi sampah sebesar-besarnya agar tidak berakhir di TPA dan membebaninya.” Bukan tanpa sebab, kemampuan dan kapasitas TPA untuk mengolah serta menampung sampah sangatlah terbatas. Terlebih lagi belum ada teknologi yang cukup mumpuni kita miliki untuk mengolahnya. “Coba bayangkan kalau nanti TPA sudah overloaded dan tidak ada tempat untuk buang sampah, lantas gimana? Mau kemana sampah itu dibuang?” ujar Aretha resah, mengingat kini sampah yang masuk ke TPA mencapai 140 kali lipat lebih banyak daripada daya olahnya. Saling menyalahkan siapa yang salah dan siapa yang harus bertanggung jawab dari isu limbah pakaian tentunya tak akan menyelesaikan masalah. Baca Juga Serat Kain Ini Tak Hanya Merusak Lingkungan, Tapi Juga Buruk Bagi Kesehatan Kita sebagai pengguna bisa mengontrol apa yang kita kenakan sehari-hari dan turut berpartisipasi mengurangi sampah dari sumbernya. Kita sendiri yang harus bisa memilih mana yang kira-kira kebutuhan dan keinginan. Apakah kita harus selalu membeli pakaian baru hanya demi mengikuti tren tanpa mengindahkan dampaknya pada lingkungan? Alih-alih menjadi konsumtif, Aretha pun menyarankan untuk menerapkan gaya hidup dengan pedoman quality over quantity. “Pilih produk pakaian yang memang agak mahal tapi berkualitas dan bisa tahan lama. Itu lebih baik dibandingkan kita membeli yang murah tapi berkali-kali dan berujung dibuang,” jelasnya. Gaya hidup masyarakat yang konsumtif adalah salah satu cikal bakal kehidupan yang tidak berkelanjutan. “Jadi memang at the end of the day, kembali lagi ke tangan konsumen agar lebih hati-hati dan bijak dalam menggunakan serta memilah sampah pakaian karena ketika kita ingin berupaya supaya sampah itu tidak masuk ke TPA. Karena kalau tidak kita siapa lagi?” tutupnya.* Baca Juga Ternyata, Tak Semua Brand Label 'Green Fashion' Mempraktikkan Mode Berkelanjutan
Tapitenang, kami akan bagikan solusi mudah untuk mengatasi cucian kotor yang menumpuk. Yuk simak ! 1. Pisahkan dua jenis pakaian. Jika akhir - akhir ini kamu penat atau stress melihat pakaian kotor menumpuk, gunakanlah cara ini. Dengan memisahkan pakaian yang kotor dan tidak terlalu kotor. Selain itu kamu juga dapat menghemat deterjen yang
Kamis, 26 April 2018 0945 WIB Ilustrasi pakaian kotor menumpuk. Iklan Jakarta - Kebiasaan mencuci pakaian setiap orang berbeda - beda. Ada yang setiap hari menyediakan waktu untuk mencuci pakaian kotornya. Namun ada pula yang menumpuknya dulu selama beberapa hari sebelum dicuci semuanya. Mana yang paling tepat? Baca Anda Ragu Ingin Putus dengan Pasangan? Intip 4 Hal iniAssociate Vice President Marketing dari PT KAO Indonesia Bun Susilowati mengatakan semuanya tidak ada yang salah. Akan tetapi, bisa jadi berganti - ganti kebiasaan mencucinya tergantung situasi dan kondisi. "Kalau ada pakaian yang benar - benar kotor dan ada risiko penyerapan kotoran jika dibiarkan terlalu lama, maka sebaiknya pakaian langsung dicuci," kata wanita yang akrab disapa Susi kepada Aura dalam acara Electrolux Attack Care di Jakarta, Selasa 24 April mengatakan ada beberapa jenis noda yang bisa menyerap hingga ke serat kain dan akan menjadi sulit dihilangkan jika sudah telanjur meresap. Sebaliknya, jika hanya pakaian sehari - hari yang tidak terlalu kotor atau hanya kotor karena debu dan keringat, Anda tidak perlu terburu - buru mencucinya. Selain akan boros air dan detergen, kapasitas mesin cuci yang besar juga sayang, jika tidak dimanfaatkan. "Pakaian yang kotornya biasa, bisa ditumpuk dua atau tiga hari sebelum dicuci," kata Susi. Baca Apa Arti Pintu pada Sebuah Rumah? Cek Kata Feng ShuiIklan Jangan lupa, jika mencuci menggunakan mesin, pisahkan pakaian kotor ke dalam keranjang yang berbeda berdasarkan jenis dan warna atau tidak berwarna. "Ini penting untuk memudahkan proses pencucian," BINTANG Artikel Terkait Jennifer Lawrence Elegan Bergaun Hitam di Premiere No Hard Feelings 3 hari lalu 5 Tips Styling Denim Agar Tampil Trendi untuk Milenial 4 hari lalu Tips Memilih Pakaian Sehari-hari dari Selebgram 4 hari lalu 4 Bahan Pakaian yang Tak Perlu Dipakai saat Cuaca Panas 7 hari lalu Seberapa Sering Harus Mencuci Pakaian? 8 hari lalu Outfit Monokrom Priyanka Chopra Nonton Konser Beyonce 9 hari lalu Rekomendasi Artikel Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini. Video Pilihan Jennifer Lawrence Elegan Bergaun Hitam di Premiere No Hard Feelings 3 hari lalu Jennifer Lawrence Elegan Bergaun Hitam di Premiere No Hard Feelings Jennifer Lawrence memadupadankan gaun tipis hitam dan sarung tangan opera 5 Tips Styling Denim Agar Tampil Trendi untuk Milenial 4 hari lalu 5 Tips Styling Denim Agar Tampil Trendi untuk Milenial Tips ini sangat cocok untuk milenial yang mencari penampilan denim yang segar dan mudah. Tips Memilih Pakaian Sehari-hari dari Selebgram 4 hari lalu Tips Memilih Pakaian Sehari-hari dari Selebgram Hindari kesalahan memilih pakaian. Berikut tips menemukan pakaian yang cocok dari selebgram. 4 Bahan Pakaian yang Tak Perlu Dipakai saat Cuaca Panas 7 hari lalu 4 Bahan Pakaian yang Tak Perlu Dipakai saat Cuaca Panas Diperlukan pemilihan bahan pakaian yang cocok ketika cuaca panas. Berikut jenis bahan yang sebaiknya dihindari saat cuaca panas. Seberapa Sering Harus Mencuci Pakaian? 8 hari lalu Seberapa Sering Harus Mencuci Pakaian? Bukan hanya energi dan air yang dapat dihemat dengan mengurangi waktu mencuci pakaian, ini juga berarti pakaian akan bertahan lebih lama Outfit Monokrom Priyanka Chopra Nonton Konser Beyonce 9 hari lalu Outfit Monokrom Priyanka Chopra Nonton Konser Beyonce Priyanka Chopra mendokumentasikan beberapa momen saat dia menonton konser Beyonce 4 Tips Menata Outfit Perjalanan yang Stylish dan Praktis 10 hari lalu 4 Tips Menata Outfit Perjalanan yang Stylish dan Praktis Berikut ini tips menyusun outfit perjalanan yang memadukan kenyamanan dan fashion dengan mudah. Tips Hidup Bersama Anggota Keluarga Positif HIV 10 hari lalu Tips Hidup Bersama Anggota Keluarga Positif HIV Jika orang terdekat baru-baru ini didianosis positif HIV, berikan ia ruang. Berikut lima cara yang dapat membantu bila hidup dengan pengidap HIV. Berharap Keadilan dalam Kasus KDRT di Depok yang Viral Melalui Media Sosial 12 hari lalu Berharap Keadilan dalam Kasus KDRT di Depok yang Viral Melalui Media Sosial Menanti penyelesaian yang adil kasus KDRT pasutri di Depok. Energy Vampire Sebutan untuk Sikap Egois yang Merugikan Orang Lain 12 hari lalu Energy Vampire Sebutan untuk Sikap Egois yang Merugikan Orang Lain Sikap energy vampire ketika menyedot semua energi positif atau niat baik orang lain dalam suatu hubungan
FKi4rX. 9cn08bmhhy.pages.dev/3179cn08bmhhy.pages.dev/5269cn08bmhhy.pages.dev/5919cn08bmhhy.pages.dev/2579cn08bmhhy.pages.dev/3669cn08bmhhy.pages.dev/9409cn08bmhhy.pages.dev/5189cn08bmhhy.pages.dev/2069cn08bmhhy.pages.dev/6789cn08bmhhy.pages.dev/2239cn08bmhhy.pages.dev/6719cn08bmhhy.pages.dev/4069cn08bmhhy.pages.dev/8149cn08bmhhy.pages.dev/4859cn08bmhhy.pages.dev/960
pakaian yang kotor dan menumpuk akan mengundang hewan